Berhenti bertumbuh justru kurang bersyukur

 Ketika berhenti untuk bertumbuh, karena alasan bersyukur.
Ya, saya mah sudah segini saja mensyukuri yang ada. Kemampuan saya seperti ini digunakan daripada mencari yang belum ada lebih baik menysukuri yang ada.

Misal seorang guru dengan alasan, ya sudah saya mengajar dengan metode yang saya miliki saat ini saja mensyukuri yang saya mampui, daripada repot mencari skill baru untuk mengajar lebih baik saya ya gunakan saja mensyukuri kemampuan yang ada yang sebegininya.

Ucapan itu seperti benar yaitu mensyukuri tapi ternyata itu adalah justru ucapan yang syukurnya belum sempurna, mengapa? Karena dengan kalimat ya sudah saya mah segini saja menggunakan kemampuan yang ada, ini sebenarnya syukurnya belum smepurna belum lengkap , mengapa? Karena ia tidak melakukan syukur tindakan yaitu tidak menggunakan dengan maksimal kemampuannya untuk menyerap ilmu baru bagaimana agar bisa melakukan pembelajaran yang lebih sesuai untuk zaman nya. 

Karena kita harus mengajar sesuai zamannya, ada hal yang harus disesuaikan dengan zamannya tidak bisa kaku membeku dengan mempertahankan cara pengajaran yang tidak prinsip harus dipertahankan. Memang ada hal hal yang prinsip harus dipertahankan tapi ada juga hal hal yang sifatnya harus disesuaikan dengan zamannya. 

jadi, melakukan upgrade skill skill baru pegnajaran itu justru bersyukur yang benar, bukan tidak bersyukur, justru bersyukur yang benar bersyukur yang lengkap yakni bersyukur mensyukuri kemampuannya waktunya untuk melakukan kebaikan kebaikan terus terus tidak berhenti meraih kebaikan menebar kebaikan,
justru jika berhenti bertumbuh, itulah tidak bersyukur tiak mensyukuri kemampuannya padahal mampu menebar kebaikan yang lebih banyak mampu meraih kebaikan yang lebih berarti terus terus terus....

adn tentu saja terus mensyukuri yang sudah diperoleh, Jadi syukur paket lengkap jangan syukur setengah seperti syukur padahal tidak lengkap besyukurnya jika berhenti tidak bertumbuh. Subhanallah

Bagikan Artikel ini