(terjemah) Muqaddimah Ushul fi Tafsir syaikh al-'Utsaimin

Muqaddimah

Segala puji hanya bagi Allah. Kami memuji-Nya, meminta pertolongan-Nya, meminta ampunan-Nya, dan bertaubat kepada-Nya. Kami meminta perlindungan kepada Allah dari segala kejelekan jiwa kami dan keburukan amalan-amalan kami. Barangsiapa diberi hidayah oleh Allah, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya. Dan barangsiapa disesatkan oleh Allah, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah, keluarganya, para shahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik.
Amma ba’du:

Sesungguhnya di antara perkara terpenting dalam mempelajari setiap bidang ilmu adalah hendaklah seorang mempelajari ilmu itu dari ushul-nya, yaitu hal pokok yang sangat mendasar dari ilmu itu. Karena hal ini akan sangat membantu dalam memahami dan men-takhrij (mengeluarkan/menggalinya) ilmu itu secara benar berdasarkan ushul tersebut. Sehingga ilmu yang diperolehnya dibangun di atas landasan yang kuat dan sandaran yang kokoh. Dikatakan: “Barangsiapa yang meninggalkan ushul, ia tidak akan sampai pada tujuan.”

Di antara bidang ilmu yang paling agung, bahkan yang paling agung dan paling mulia, adalah ilmu tafsir yang merupakan penjelas makna kalam Allah ‘Azza wa Jalla. Para ulama telah meletakkan dasar-dasar ilmu tafsir, sebagaimana mereka telah melakukannya dalam ilmu hadits dan ilmu fiqih.

Saya telah menulis tentang ilmu tafsir sebagai buku pegangan para mahasiswa di Universitas Al-Imam Muhammad bin Su’ud Al-Islamiyyah. Kemudian ada orang yang meminta agar saya menulis risalah ini secara terpisah dalam sebuah buku sehingga lebih mudah disajikan dengan bahasan yang lengkap. Maka sayapun mengabulkan permintaan itu. Saya memohon kepada Allah agar Dia memberikan kemanfaatan atas risalah saya ini.

Secara ringkas, isi buku ini adalah sebagai berikut:

• Al-Qur’an Al-Karim
1. Kapan permulaan turunnya Al-Quran kepada Nabi Muhammad shalallaahu ‘alaihi wasallam dan siapa malaikat yang membawa wahyu kepada beliau.
2. Ayat Al-Qur’an yang pertama kali diturunkan.
3. Turunnya ayat Al-Qur’an ada dua macam: sababi dan ibtida’i.
4. Ayat-ayat Al-Qur’an ada yang makkiyyah dan ada yang madaniyyah, penjelasan tentang hikmah diturunkannya Al-Qur’an secara berangsur-angsur, dan urutan-urutan dalam Al-Qur’an.
5. Penulisan Al-Qur’an dan pemeliharaannya pada masa Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam.
6. Pengumpulan Al-Qur’an pada masa Abu Bakr dan ‘Utsman radliallaahu ‘anhuma.

• Tafsir
1. Makna tafsir secara bahasa dan istilah, penjelasan tentang hukumnya, dan manfaat ilmu tafsir.
2. Kewajiban bagi seorang muslim dalam menafsirkan Al-Qur’an.
3. Sumber rujukan dalam menafsirkan Al-Qur’an adalah sebagai berikut:
a. Kalamullah subhaanahu wata’aala, yaitu berfungsi sebagai penafsir Al-Qur’an dengan Al-Qur’an.
b. Sunnah Rasul shalallaahu ‘alaihi wasallam, karena Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wasallam adalah penyampai risalah dari Allah subhaanahu wata’aala dan orang yang paling mengetahui makna dan maksud firman Allah subhaanahu wata’aala yang disebutkan di dalam Kitab-Nya.
c. Perkataan shahabat radliallaahu ‘anhum, terutama shahabat yang memiliki ilmu dan perhatian tentang tafsir, karena Al-Qur’an turun dengan bahasa mereka dan di masa mereka pula.
d. Perkataan para kibar tabi’in (tabi’in senior) yang memiliki perhatian untuk mengambil tafsir dari para shahabat radliallaahu ‘anhum.
e. Konsekuensi dari kata-kata berupa makna menurut syariat atau bahasa, sesuai konteks kalimat. Jika makna syar’i dan makna lughawi berbeda, maka yang diambil adalah makna syar’I, kecuali bila ada dalil yang lebih menguatkan makna lughawi.
4. Ikhtilaf (perbedaan) yang terdapat dalam tafsir yang ma’tsur (nukilan dari riwayat).
5. Penterjemahan Al-Qur’an, meliputi definisi, pembagian, dan hukum setiap bagiannya.

• Biografi singkat lima orang ulama terkenal dalam bidang tafsir, di antaranya tiga orang shahabat dan dua orang tabi’in.
• Pembagian Al-Qur’an dari sisi al-ihkam (jelas) dan at-tasyabuh (samar).
• Sikap orang-orang yang kokoh ilmunya dan sikap orang-orang yang condong pada kesesatan terhadap ayat-ayat mutasyabihat.
• Ayat-ayat mutasyabihat ada dua macam: hakiki dan nisbi.
• Hikmah di balik ayat al-ihkam dan at-tasyabuh dalam Al-Qur’an.
• Anggapan adanya pertentangan dalam ayat-ayat Al-Qur’an, beserta jawaban dan contohnya.
• Al-Qasam (Sumpah) : definisi, adat (alat)-nya, dan faedahnya.
• Al-Qashash (cerita): definisi, tujuan, hikmah di balik pengulangan dan perbedaan panjang pendeknya cerita, serta penggunaan metode dalam cerita.
• Cerita Isra’iliyaat yang disisipkan di dalam penafsiran Al-Qur’an dan sikap ulama terhadapnya.
• Dhamir (kata ganti): definisi, sumber rujukan, isim zhahir menempati posisi isim dhamir dan faedahnya, pengalihan dhamir dan faedahnya, dhamir fashl (terpisah) dan faedahnya.

**
Bagian Muqaddimah dari buku:
Kaedah Menafsirkan Al-Qur’an, syaikh Muhammad bin Shaleh Al-‘Utsaimin, alih bahasa Abu Abdillah Ibnu Rasto, Solo, Pustaka Ar Rayyan, Cetakan pertama, Maret 2008.

1 Komentar untuk "(terjemah) Muqaddimah Ushul fi Tafsir syaikh al-'Utsaimin"

Postingan Populer

Fokus

 Lebih baik sedikit tapi fokus daripada banyak tapi tidak jelas arah Selalu cek dan kendalikan fokus aktivitas agar aktivitas fokus pada hal...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel